Halo, Kawan Belajar!
Dunia teknologi informasi terus berkembang dengan pesat. Salah satu inovasi yang paling berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir adalah teknologi virtualisasi container. Teknologi ini banyak diminati oleh perusahaan dalam pengembangan infrastruktur IT mereka.
Container banyak dipilih karena sifatnya yang lebih portabel dan hemat sumber daya dalam menjalankan aplikasi perusahaan. Lalu, apa itu Container, bagaimana cara kerjanya, dan apa kelebihannya dibandingkan teknologi virtualisasi konvensional? Simak penjelasannya dibawah ini ya, Kawan Belajar!
Pengertian Container dan Containerization #
Container merupakan paket perangkat lunak yang berisi kode aplikasi, pustaka, dan dependensi lain yang dibutuhkan untuk membentuk environment jalannya suatu aplikasi.
Containerization adalah sebuah proses penerapan perangkat lunak yang menggabungkan kode aplikasi dengan semua file dan pustaka yang dibutuhkan untuk berjalan di perangkat dan sistem operasi apa pun. Secara tradisional, untuk menjalankan aplikasi apa pun di komputer kamu, kamu harus menginstal versi yang kompatibel dengan sistem operasi. Namun dengan adanya containerization, kamu bisa membuat satu paket perangkat lunak terisolasi disebut container, yang dapat dijalankan di semua jenis sistem operasi tanpa khawatir terjadi inkompatibilitas.
Memahami Konsep Containerization #
Containerization mengacu pada proses pembuatan paket perangkat lunak mandiri yang bekerja secara konsisten, terlepas dari perangkat apa pun yang digunakan atau biasa disebut dengan container. Mula-mula, para container developer membuat container image, yang merupakan file blueprint berisi semua informasi yang diperlukan untuk menjalankan suatu container. Para container developer kemudian membuat dan mengembangkan container image menggunakan containerization tools dengan berlandaskan standarisasi yang dibuat oleh Open Container Initiative (OCI). Open Container Initiative (OCI) adalah sebuah grup open source yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar untuk format container image dan runtime.
Kemudian container image yang telah dibuat, akan di-push oleh container developer ke container registry. Container registry adalah tempat penyimpanan terpusat untuk container image. Saat dibutuhkan, kita bisa mengunduh container image dari container registry, lalu kita bisa menjalankan container dari image yang telah diunduh tersebut menggunakan container runtime.
Catatan: Host mengacu kepada perangkat dimana container dijalankan.
Arsitektur Container #

Berikut merupakan penjelasan masing-masing lapisan pada arsitektur container:
- Infrastructure
Infrastructure mengacu pada perangkat keras seperti bare-metal server atau virtual machine yang mencakup sumber daya komputasi fisik. - Operating System
Lapisan kedua dari arsitektur container adalah operating system atau sistem operasi yang berfungsi untuk mengelola sumber daya infrastruktur. Linux merupakan sistem operasi yang paling populer digunakan dalam implementasi virtualisasi container. - Container Engine
Container engine, juga dikenal sebagai container runtime, adalah perangkat lunak yang bertugas menjalankan container. Ia bertanggung jawab untuk memuat image kontainer, mengelola sumber daya sistem untuk kontainer, dan mengisolasi sumber daya tersebut. - Aplikasi dan Dependensi
Lapisan paling atas dari arsitektur container adalah container itu sendiri yang terdiri dari kode aplikasi dan berkas-berkas lain yang diperlukan untuk menjalankannya seperti dependensi, pustaka dan berkas konfigurasi terkait yang dikemas dalam ruangan terisolasi.
Virtual Machine vs Container #
Terdapat beberapa aspek perbedaan pada teknologi virtualisasi mesin konvensional dengan virtualisasi container, berikut tabel yang menjelaskan detail perbedaanya:
Fitur | Virtual Machine (VM) | Container |
Definisi | Virtual Machine (Mesin Virtual) merupakan teknologi yang mana setiap instance dialokasikan CPU, RAM, dan interface jaringannya masing-masing. Perangkat keras divirtualisasikan menggunakan hypervisor yang memungkinkan resource server bare-metal dibagi menjadi beberapa mesin virtual dengan salinan penuh sistem operasi yang terisolasi. | Container merupakan unit perangkat lunak yang berisi kode dan semua dependensi sehingga aplikasi dapat berjalan di berbagai platform seperti lokal komputer, maupun server production. Container menyediakan abstraksi pada lapisan aplikasi. Setiap container menjalankan proses yang terisolasi dan menggunakan fungsi kernel OS dari container engine-nya. |
Sistem Operasi (OS) | Setiap VM menjalankan sistem operasinya sendiri. | Container berbagi fungsi dengan kernel sistem operasi host. |
Isolasi | Terisolasi penuh dan lebih aman | Isolasi tingkat proses |
Ukuran & Waktu Boot | Berat (GB), waktu boot lambat | Ringan (MB), waktu boot cepat |
Virtualisasi | Virtualisasi tingkat perangkat keras | Virtualisasi tingkat OS |
Biaya | Dapat menjadi mahal | Murah |
Efisiensi | Kurang efisien. Tidak semua sumber daya digunakan sepanjang waktu, menyebabkan pemborosan. | Lebih efisien |
Portabilitas & Skalabilitas | Rendah | Tinggi |
Manfaat Menggunakan Virtualisasi Container #
Berikut merupakan beberapa manfaat yang akan didapatkan jika kamu menerapkan virtualisasi container:
- Portabilitas: Container dirancang agar tidak bergantung pada platform yang digunakan. Container dapat berjalan pada sistem apa pun yang mendukung container runtime. Hal ini mempermudah pemindahan aplikasi di antara lingkungan yang berbeda, termasuk komputer lokal, server production, dan platform cloud yang berbeda.
- Efisiensi: Container berbagi fungsi dengan kernel sistem operasi host, sehingga jauh lebih ringan untuk dijalankan dan penggunaan resource akan lebih efisien dibandingkan dengan virtual machine.
- Skalabilitas: Mudah untuk menskalakan aplikasi dengan menambahkan lebih banyak container.
- Isolasi: Container menyediakan lingkungan terisolasi untuk menjalankan aplikasi. Setiap container mengenkapsulasi aplikasi dan dependensinya, sehingga membantu mencegah konflik yang bisa terjadi antar aplikasi.
- Kecepatan Deployment: Container dapat dijalankan dengan cepat, sering kali hanya dalam hitungan detik. Kecepatan deployment ini sangat bermanfaat bagi aplikasi yang perlu dijalankan atau diturunkan dengan cepat berdasarkan permintaan.
- Konsistensi: Container mengemas semua komponen yang diperlukan, termasuk kode aplikasi, pustaka, dan dependensi ke dalam satu unit. Hal ini akan memastikan bahwa aplikasi berjalan secara konsisten di berbagai environment, mulai dari pengembangan hingga produksi.
Contoh Penggunaan Container #
Banyak organisasi dan perusahaan telah menerapkan virtualisasi container dalam arsitektur IT mereka. Namun ada beberapa contoh di mana container sangat relevan untuk digunakan, diantaranya:
- Microservices Architecture: Arsitektur ini memecah aplikasi besar menjadi layanan kecil yang independen. Container sangat cocok untuk menyebarkan dan mengelola microservices karena portabilitas dan kemudahan pengelolaannya. Setiap microservice dapat dibungkus dalam container sendiri, yang memudahkan penskalaan dan pembaruan individual.
- Cloud-Native Applications: Aplikasi yang dirancang untuk berjalan di lingkungan cloud seringkali menggunakan container. Container memungkinkan aplikasi untuk di-deploy dengan cepat dan mudah di berbagai platform cloud, dan memudahkan penskalaan otomatis berdasarkan permintaan.
- DevOps and CI/CD Pipelines: Container mempercepat proses Continuous Integration/Continuous Delivery (CI/CD). Dengan konsistensi lingkungan di seluruh siklus pengembangan, container memudahkan pengujian, deployment, dan pembaruan aplikasi.
Platform untuk Menjalankan Container #
Container Engine, juga dikenal sebagai container runtime, adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk menjalankan dan mengelola container. Ada banyak sekali platform yang menyediakan teknologi container runtime, berikut beberapa jenis yang populer:
- Docker: Docker merupakan sebuah platform komprehensif untuk membangun, mengirimkan, dan menjalankan aplikasi yang dikontainerisasi. Docker menggunakan container image yang berbasis standar OCI (Open Container Initiative), dan seringkali menggunakan containerd atau runtime lain di balik layar untuk benar-benar menjalankan container tersebut.
- Podman: Mirip dengan Docker dalam fungsionalitasnya, tetapi Podman adalah daemonless container engine. Ini berarti Podman tidak bergantung pada proses daemon pusat, yang dapat meningkatkan keamanan dan efisiensi sumber daya. Seperti Docker, Podman menggunakan container image yang sesuai dengan OCI. Podman adalah alternatif selain Docker.
Kesimpulan #
Containerization telah menjadi inovasi penting dalam teknologi informasi, menawarkan solusi efisien dan portabel untuk pengembangan dan pengelolaan aplikasi. Dengan mengemas aplikasi dan seluruh dependensinya ke dalam unit yang terisolasi, container memungkinkan pengembang untuk menjalankan aplikasi secara konsisten di berbagai lingkungan. Manfaat seperti portabilitas, efisiensi, dan skalabilitas menjadikan container sebagai pilihan utama bagi banyak organisasi dalam meningkatkan infrastruktur IT mereka. Jadi, jangan ragu untuk mulai menerapkan virtualisasi container dalam proyek kamu dan rasakan sendiri manfaat luar biasa yang ditawarkannya!